Emak Ingin Naik Haji

13 November 2009 § Leave a comment

Emak Ingin Naik HajiSaya dan keluarga jarang sekali nonton film di bioskop. Tapi untuk yang satu ini saya harus angkat bicara. Kisahnya sangat menyentuh. Dan saya yakin ini akan bermanfaat buat Anda semua.

Ini kisah tentang Emak, seorang janda tua penjual kue keliling. Dia tinggal bersama anak lelaki keduanya yang berusia 30 tahun bernama Zein, seorang duda penjual lukisan kaligrafi. Emak memiliki kerinduan dan impian yang disimpannya sekian lama, yaitu naik haji. Dia pun menabung bertahun-tahun untuk mewujudkan impiannya tersebut.

Ironisnya, di depan rumah sederhana Emak yang semipermanen berdinding kayu, berdiri menjulang rumah mewah milik Haji Saun—pengusaha besi tua dan jual-beli kapal yang kaya raya. Hampir setiap tahun Haji Saun berangkat haji atau umrah bersama keluarganya. « Read the rest of this entry »

Jangan Remehkan Bank Rakyat (Ketjil) Indonesia

13 November 2009 § 1 Comment

BRIBank Rakyat Indonesia (BRI) kembali menetapkan diri sebagai bank penghasil untung terbesar di Indonesia. Meskipun dari segi asset BRI bukanlah bank terbesar. Tingginya laba bersih BRI karena bank ini fokus pada segmen yang memberi imbal hasil tinggi, yakni usaha mikro, kecil dan menengah. (Kompas, 01/11/07 hal 19).

Membaca petikan berita ini saya tersenyum. Teringat sebuah dialog kecil dengan seorang rekan kerja di kantor Dompet Dhuafa, tentang perlukah kami membuka rekening giro sebagai rekening penampungan donasi dari masyarakat. Mengingat selama ini yang bersangkutan belum merasakan perlu untuk membuka rekening penampungan donasi di BRI, dengan alasan segmen kastemer yang tidak sama. Dialog sendiri belum bisa dikatakan selesai karena masih ada beberapa hal ’menggantung’ yang belum tuntas. « Read the rest of this entry »

Menggarap “Impulse Donation”

13 November 2009 § 1 Comment

DSCF9977b

Saya dan JOOSJE TATIPATA, Vice President Marketing and Promotion PT. Matahari Putra Prima, Tbk.

Karakteristik konsumer Indonesia yang cenderung tidak terencana (unplanned) dalam berbelanja, kami coba manfaatkan bersama Hypermart untuk penggalangan dana derma bagi berbagai program sosial yang dijalankan oleh Dompet Dhuafa.

Potensi kedermawanan umat Islam, berdasarkan penelitan dari Center for the Study of Religion and Culture (CSRC) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, setidaknya mencapai angka Rp 19,3 trilyun pertahun. Namun saat ini hanya 6-7 persen saja yang mampu diserap oleh lembaga-lembaga filantropi modern, untuk dikelola menjadi aktivitas pemberdayaan yang produktif dan berkelanjutan. Selebihnya, dalam jumlah yang lebih besar, derma tersebut disalurkan oleh masyarakat secara langsung kepada orang yang dianggap berhak menerimanya. Namun ironisnya, hal tersebut ternyata tidak mampu meningkatkan taraf hidup, dan justru banyak yang tidak sadar bahwa langkah tersebut malah melestarikan kemiskinan itu sendiri. « Read the rest of this entry »

Where Am I?

You are currently viewing the archives for November, 2009 at Sharing Knowledge as Freedom.