Jangan Remehkan Bank Rakyat (Ketjil) Indonesia

13 November 2009 § 1 Comment

BRIBank Rakyat Indonesia (BRI) kembali menetapkan diri sebagai bank penghasil untung terbesar di Indonesia. Meskipun dari segi asset BRI bukanlah bank terbesar. Tingginya laba bersih BRI karena bank ini fokus pada segmen yang memberi imbal hasil tinggi, yakni usaha mikro, kecil dan menengah. (Kompas, 01/11/07 hal 19).

Membaca petikan berita ini saya tersenyum. Teringat sebuah dialog kecil dengan seorang rekan kerja di kantor Dompet Dhuafa, tentang perlukah kami membuka rekening giro sebagai rekening penampungan donasi dari masyarakat. Mengingat selama ini yang bersangkutan belum merasakan perlu untuk membuka rekening penampungan donasi di BRI, dengan alasan segmen kastemer yang tidak sama. Dialog sendiri belum bisa dikatakan selesai karena masih ada beberapa hal ’menggantung’ yang belum tuntas.Menilik potensi nasabah yang dimiliki oleh BRI, sudah seharusnya bukan apriori yang didahulukan. Bank yang terkenal dengan banknya PNS, petani, dan pensiunan ini pantas disebut sebagai banknya rakyat kecil, ternyata mampu memberikan pemasukan yang besar kepada negara. Jauh diatas bank-bank lain yang dari segi asset lebih besar.

Hingga triwulan III-2009, BRI meraih laba setelah taksiran pajak sebesar Rp 5,30 triliun, bertumbuh 25,08 persen dibandaing dengan periode yang sama tahun 2007 senilai Rp 4,24 triliun. Laba bersih BRI melampaui laba bersih dari Bank Mandiri dan BCA dalam periode yang sama. Tercatat laba bersih Bank Mandiri Rp 4.62 triliun sementara BCA Rp 5.1 triliun.

Hal ini berarti BRI punya potensi dana PKBL sebesar Rp 132,5 miliar. Sebuah potensi yang cukup ‘menantang’ seandainya kami di DD diperbolehkan oleh Dewan Pengawas Syariah untuk mengelola PKBL dari lembaga riba.

Tapi bukan hal itu yang ingin saya paparkan dalam tulisan ini. Pertama, saya lebih tertarik untuk menilik potensi yang dimiliki BRI dari dana pihak ketiga (DPK). DPK yang berhasil dihimpun hingga triwulan III-2009 sebesar Rp 220,08 triliun. Bila saja hanya sepuluh persen dari DPK itu dimiliki oleh umat Islam yang menyimpan dana di BRI, berarti ada Rp 552 miliar dana zakat yang bisa dikelola dari umat Islam nasabah BRI dalam satu tahun. Angka tersebut belum termasuk potensi infak/ sedekah dan wakaf.

Itu baru dari sudut pandang DPK. Bila saja program edukasi nasabah bank yang dilakukan oleh Direct Channel Dompet Dhuafa berhasil, setidaknya ada potensi zakat atas laba yang dihasilkan dari perputaran uang di BRI.

Kedua, ada pelajaran dari strategi fokus yang dimiliki BRI. Sampai dengan triwulan III-2009 tercatat Rp 192,23 triliun dana yang digelontorkan dalam bentuk kredit. 82,15 persen dari total portofolio kredit BRI diperuntukkan sebagai pinjaman bagi UMKM. Sisanya merupakan pinjaman ke segmen korporasi. Terbukti, fokus dalam mengurusi orang kecil bisa memberikan keberkahan yang berbuah laba yang besar. Semoga hal ini memberikan energi lecutan bagi Dompet Dhuafa yang telah mendirikan PT. Permodlan BMT yang fokus menangani permodalan bagi UMKM melalui BMT. <>

Tagged: , , , , , , ,

§ One Response to Jangan Remehkan Bank Rakyat (Ketjil) Indonesia

Leave a comment

What’s this?

You are currently reading Jangan Remehkan Bank Rakyat (Ketjil) Indonesia at Sharing Knowledge as Freedom.

meta